Dahsyat Wisata Offroad di Malang


Dahsyat Wisata Offroad di Malang
 – Sahabat Fastrans Travel, sesekali coba liburan kamu diisi dengan kegiatan adrenalin. Seperti off road di Kota Batu, Malang ini. Seru!

Dahsyat Wisata OFF Road di Malang

Lima belas kendaraan roda empat yang terdiri dari Willys, Hardtop, dan Jimny terparkir di sebuah resort di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan mobil dengan mesin double garda itu untuk mengangkut wisatawan yang akan mengikuti off road di kawasan Batu dengan akhir perjalanan di Taman Wisata Coban Talun.
Sebagai kota wisata yang berada di pegunungan, off road merupakan salah satu andalan Batu.
Di Batu ada sekitar 150 kendaraan model Willys, Hardtop, dan Jimny. Menurut salah satu pemilik kendaraan, Purnomo, kendaraan itu miliki pribadi masyarakat di sana. Kendaraan yang ada digunakan bila wisatawan ingin melakukan off road. Bila tidak melayani off road mereka adalah petani apel.
Dahsyat Wisata OFF Road di Malang
Menurut Purnomo, untuk menjadi sopir off road perlu mempunyai keahlian khusus, tidak ngawur dan harus terlatih. Hal demikian penting sebab jalan yang dilalui bukan jalan datar dan mulus namun berlika liku, naik turun dengan posisi curam, berada di tepi jurang, di sisi tebing, serta melintasi lumpur dalam dan pekat.
Purnomo sendiri merupakan sosok yang sudah lihai sebagai pengemudi off road. Dirinya sudah mengikuti berbagai lomba dan mengoleksi puluhan piala.

Baca Juga : Paket Tour Malang Fastrans Bandung Tour

Pria yang pernah tinggal di Cilandak, Jakarta, itu menyebut lintasan yang akan ditempuh sepanjang 10 km. Daerah yang dilintasi adalah Beji, Kemas, Bumi Aji, Bulukerto, Selekta, Tulungrejo, Junggo, dan berakhir di Coban Talun.
Iring-iringan off road melaju setelah semua terisi. Ada yang berpenumpang tiga, ada pula dua. Sebelum memasuki daerah perkebunan, peserta off road melintasi jalan-jalan yang ada di Batu.
Seperti tempat lainnya, di kanan-kiri jalan terlihat rumah-rumah penduduk, toko, masjid, sekolah, dan sarana lain. Di sepanjang jalan kerap berpapasan, bersimpangan, bahkan saling menunggu untuk antri melintas dengan kendaraan lainnya. Hal demikian terjadi sebab jalan sempit atau tanjakan dan atau turunan menikung.
Selepas perkampungan, petualangan dimulai. Di mana jalan mulai pass satu badan mobil, beralas tanah, kerikil, dan batu kecil; dengan kanan kirinya perkebunan apel atau sayur-sayuran. Semakin lama perjalanan semakin ekstrim di mana di sebelah kiri jurang, sedang di sebelah kanan perkebunan dengan tinggi sekitar 1 meter dari permukaan tanah.
Di salah satu titik, di sebuah pegunungan kami berhenti. Di tempat ini bisa terlihat di kejauhan hamparan Kota Batu di mana seolah-olah dipenuhi oleh rumah penduduk dan gedung-gedung tinggi. Bila memandang ke jarak dekat, nampak terasiring tanaman sayuran. Sedang agak kejauhan rerimbunan pepohonan.
Setelah berhenti selama 15 menit dan puas mengambil gambar, perjalanan dilanjutkan. Track yang dilalui lebih ganas dengan jalan-jalan sebelumnya. Selepas menaiki tanjakan yang terjal kemudian kembali masuk ke perkampungan penduduk, kami akhirnya memasuk Coban Talun.
Di taman wisata yang popular di Jawa Timur itu rombongan rehat. Terlihat di hutan wisata itu wisatawan menikmati suasana yang ada. Sore itu Coban Talun terbilang ramai. Beberapa kendaraan mobil pribadi terparkir di sana.
Warung-warung yang ada pun dikunjungi oleh wisatawan. Menurut salah seorang pedagang, Coban Talun buka antara pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu biasanya juga ada yang kemping.
Selepas peserta off road buang air kecil dan ngopi untuk menghangatkan badan, perjalanan dilanjutkan. Diingatkan oleh pemandu bila saat melintasi hutan pinus diharap tidak mengeluarkan badan sebab bila mengeluarkan badan dikhawatirkan akan terkena gesekan ranting pohon yang tajam.
Peringatan yang demikian membuat saya dalam perjalanan lebih banyak merunduk, sebab bagian belakang mobil yang kami tumpangi terbuka. Tak hanya itu kondisi ekstrim yang ada.
Di lintasan, ada permukaan tanah bekas laluan kendaraan yang lain yang jelas membekas. Jejak ban yang dalam membuat bagian tengah jalan menjadi lebih menonjol sehingga saat melintasi jalan itu ditambah lumpur yang pekat, tidak hanya membuat suara mesin menderu menandakan jalannya berat namun juga membuat body mobil miring hingga 45 derajad.
Hal demikianlah yang bisa jadi membuat peserta ngeri namun menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Kondisi yang demikian tidak hanya pada jalanan datar namun juga pada turunan dan tanjakan sehingga puncak off road menjadi terasa.
Selepas melalui lintasan yang demikian, selanjutnya melintasi kubangan air. Sebelum melintasi kubangan, masing-masing kendaraan sepertinya ancang-ancang, mempersiapkan diri, sebelum melaju.
Setelah siap, mobil yang ada melaju di kubangan. Begitu melaju, air kubangan terbelah membentuk sayap dan di antara guyuran air, ada masuk ke dalam mobil sehingga membasahi barang dan tubuh yang ada di dalam.
Sumber : Detik Travel

Komentar